JURNAL
PEMBELAJARAN MODUL- 2
PEMBELAJARAN
SOSIAL EMOSIONAL
OLEH
NENENG HODIJAH
201502824076/
200972530213
SMA S DWIWARNA (BOARDING SCHOOL)
BIDANG STUDI
PENDIDIKAN PANCASILA (PP)
PENDIDIKAN PROFESI
GURU TERTENTU
UNIVERSITAS NEGERI
JAKARTA
2025
AKSI
NYATA TERBAIK PILIHAN SAYA, PADA MODUL-2
DOKUMENT AKSI NYATA MERANCANG PEMBELAJARAN
BERDASARKAN PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
JURNAL PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran :
Pendidikan Pancasila
Kelas/Fase : X /
Fase E
Sekolah : SMA
Dwiwarna (Boarding School)
Tanggal Pelaksanaan : 09 Juni 2025
Materi Pokok : Tantangan Pancasila di dunia yang saling terhubung
(Peluang Pancasila di dunia
yang saling terhubung)
A. Latar Belakang
1) Pengertian
Setiap hari, Bapak/Ibu guru berjumpa peserta didik
dengan karakteristik yang berbeda-beda. Disinilah peran seorang pendidik,
memiliki bekal, strategi, keterampilan, amunisi, untuk membentuk, mengembangkan
karakter peserta didik khususnya sosial emosional.
Pembelajaran sosial emosional adalah proses pembelajaran terkait dengan
pemahaman diri, kemampuan berempati terhadap orang lain, keterampilan
berinteraksi serta berkomunikasi secara efektif. Pembelajaran sosial
emosional dan pendidikan karakter merupakan dua pendekatan yang saling
melengkapi untuk memperkuat kemampuan seseorang dalam memahami, mengelola, dan
mengekspresikan aspek sosial dan emosional dalam kehidupan, serta mengarahkan
tindakan mereka dengan positif dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
2)
Tujuan Pembelajaran Sosial Emosional
Bagi peserta didik, pembelajaran
sosial-emosional dan pendidikan karakter mendasari kemampuan mereka untuk
berhasil mengelola tugas dalam kehidupan sehari-hari seperti belajar,
berinteraksi, memecahkan masalah, dan beradaptasi dengan tuntutan perkembangan
zaman.
3) Peran guru dalam pembelajaran sosial emosional
Tiga hal yang harus diingat oleh guru sebagai fasilitator peserta didik adalah
a)
Kepedulian
(caring relationship) sebagai landasan pembelajaran.
Dalam proses
pembelajaran, hubungan peserta didik dan guru tidak dapat diabaikan. Apabila
hubungan guru dan peserta didik terjalin dengan baik, maka peserta didik dapat
merasa nyaman dalam mengeksplorasi materi, berani bertanya, menyampaikan pendapat
bahkan mengekspresikan diri secara lebih terbuka.
b)
Emosi
memengaruhi kondisi pembelajaran dan bagaimana pembelajaran dapat diterima oleh
didik belajar.
Suasana
pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan cenderung berdampak positif bagi
peserta didik dalam proses pembelajaran.
c)
Penetapan
tujuan dan pemecahan masalah dapat mengarahkan dan memberi motivasi/energi
dalam proses pembelajaran.
Empat Kompetensi Yang Diperlukan Dalam Pendidikan Dan
Relasi Sosial
UNESCO dan Mahatma Gandhi Institute of Education menguraikan
empat kompetensi yang esensial dalam pendidikan dan hubungan sosial, yang
dikenal sebagai EMC2, yaitu Empathy, Compassion, Mindfulness, dan Critical
Inquiry.
Empathy.
Empati merupakan
kemampuan untuk memahami peserta didik secara mendalam, baik dalam situasi
pribadi maupun sosial. Seorang guru diharapkan memiliki kemampuan untuk
mengenali emosi, memahami sudut pandang peserta didik dan membina hubungan
sosial. Namun keterampilan empati juga dapat menyebabkan kelelahan emosional
(burn out) apabila seseorang tidak memiliki kemampuan untuk mengatur diri dari
keterlibatan emosi atau perasaan negatif. Oleh karena itu, diperlukan
keseimbangan dengan kemampuan compassion.
b.
Compassion
Compassion adalah
kemampuan seseorang untuk memahami emosi orang lain namun dengan batasan
tertentu. Melalui compassion, seorang guru dapat membatasi reaksinya terhadap
orang lain sehingga dapat mengurangi kecemasan pribadi yang disebabkan oleh
respon berlebihan terhadap perasaan orang lain.
c.
Mindfulness
Terkadang, pembelajaran tidak selalu terlaksana dengan
baik. Seorang guru memerlukan Mindfulness. Mindfulness adalah kemampuan
seseorang untuk menyadari pengalaman yang dimiliki sehingga dapat menerima
situasi apapun tanpa menghakimi diri sendiri. Misalnya, ketika peserta didik
tidak dapat dikondisikan, guru harus memiliki kemampuan ini untuk mengendalikan
diri.
d. Critical
Inquiry
Critical
Inquiry adalah kemampuan seseorang dalam memperoleh informasi melalui proses
berpikir kemudian dianalisis untuk dipahami. Kemampuan ini dapat diasah melalui
penyelidikan yang berdasar pada bukti, rasionalisasi menggunakan logika dan
membangun sikap kritis terhadap diri sendiri dan ketahanan intelektual.
Melalui keempat kompetensi tersebut, guru dapat
mengimplementasikan pembelajaran sosial emosional dan mewujudkan pendidikan
karakter bagi peserta didik.
C. Penerapan
Kegiatan Pembelajaran Sosial Emosional
1) Tujuan
a) Capaian Pembelajaran (CP) Fase E
Peserta didik dapat mengidentifikasikan peluang dan tantangan penerapan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kehidupan global, di mana karena
kecanggihan teknologi informasi, seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain
di wilayah, daerah dan bahkan negara yang berbeda.
b) Tujuan
Pembelajaran (TP)
Pada unit ini
peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi peluang dan tantangan penerapan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global, di mana karena kecanggihan
teknologi informasi, seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain di wilayah,
daerah dan bahkan negara yang berbeda.
c)
Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP)
1. Memahami,
mengidentifikasikan dan menganalisis peluang penerapan Pancasila bagi peserta
didik dalam kehidupan di dunia yang saling terhubung ini.
2.
Menjelaskan tantangan penerapan
Pancasila bagi peserta didik dalam kehidupan di dunia yang saling terhubung
ini?
3. Refleksi
nilai penerapan Pancasila dalam kehidupan di dunia yang saling terhubung.
2) Asesmen
a) Asesmen
Awal (Diagnostik) kognitif
Sebelum
pembelajaran, siswa diberikan asesmen diagnostik singkat (5-7 menit) berupa
kuis dengan 4 pertanyaan:
1.
apakah
Pancasila dapat diterapkan di era digital !
(Menilai pengetahuan dasar)
2.
apakah
peluang dan tantangan menerapkan Pancasila di era digital
(Menilai
pemahaman awal)
3.
Menurutmu, dengan
adanya Kemajuan teknologi memberi kemudahan kita untuk terkoneksi dengan
orangorang di tempat berbeda menjadi peluang untuk memperkenalkan nilai dan
tradisi yang mencerminkan Pancasila kepada lebih banyak orang
(Menilai
kemampuan analisis awal)
4.
Bagaimana
analisis kalian tentang Radikalisme, ujaran kebencian, intoleransi dan
penyebaran hoaks menjadi beberapa tantangan penerapan Pancasila yang bersumber
pada media sosial.
(Menilai
Kemampuan analisis peserta didik)
Hasil Pemetaan
Kelompok:
• Kelompok 1 (Perlu Bimbingan):
Siswa yang
belum bisa menjawab pertanyaan 1 & 2 dengan benar. Membutuhkan bimbingan
konsep dasar Peluang dan Tantangan Penerapan Pancasila (Dalam studi kasus berpancasila
di era media sosial)
• Kelompok 2 (Cukup Paham):
Siswa yang
dapat menjawab pertanyaan 1 & 2 dengan benar, namun masih bingung pada
pertanyaan 3.
• Kelompok 3 (Paham):
Siswa yang
mampu menjawab ketiga pertanyaan dengan baik. Siap untuk analisis yang lebih
mendalam.
b) Asesmen
Akhir (Sumatif)
Sebagai produk akhir, siswa diberikan pilihan tugas
berdasarkan kelompoknya:
Kalian dan teman kelompok akan diberikan beberapa
kasus yang mencerminkan tantangan pengimplementasian Pancasila di era media
sosial. Kasus tersebut dapat berupa berita yang dipublikasikan melalui berbagai
media cetak maupun digital. Kalian diminta untuk menganalisis kasus tersebut
dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut:
1. Isi berita/masalah
2. Tokoh dalam berita
3. Alasan terjadi masalah
4. Bentuk pelanggaran terhadap Pancasila
5. Kaitan masalah dengan kemajuan teknologi (era
digital)
• Kelompok
1:
Membuat peta konsep (mind map) yang menghubungkan tantangan
pengimplementasian Pancasila di era media sosial
• Kelompok
2:
Membuat tabel perbandingan implementasi Pancasila
di era konvensional dan di era media sosial
• Kelompok
3:
Membuat infografis atau esai singkat (200 kata)
yang menganalisis bagaimana tantangan mengimplementasikan Pancasila di era
media sosial.
3) Kegiatan
Pembelajaran (Alokasi Waktu: 90 Menit)
a)
Pendahuluan (15 Menit)
• Guru membuka pelajaran, berdoa, dan
memeriksa kehadiran.
• Apersepsi: Guru menampilkan gambar suasana di
era media sosial/ digitalisasi untuk
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari ?
• Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan bahwa siswa akan belajar dalam
kelompok sesuai dengan pemahaman awal
masing-masing.
• Pelaksanaan Asesmen Diagnostik.
b) Inti (60
Menit) - Pembelajaran Berdiferensiasi
Siswa duduk sesuai
kelompok hasil asesmen diagnostik.
• Aktivitas Kelompok 1 (Perlu Bimbingan -
Bimbingan Intensif Guru):
o Konten: Teks bacaan sederhana dan video
singkat (durasi 3-5 menit) tentang implementasi nilai-nilai pancasilla dalam
kehidupan di era media sosial.
o Proses: Guru mendampingi kelompok ini,
menjelaskan konsep-konsep kunci, dan memberikan lembar kerja terbimbing (LKPD)
untuk diisi bersama. Fokus pada identifikasi hubungan implementasi penerapan
nilai-nilai Pancasila dan kehidupan di era media sosial.
• Aktivitas Kelompok 2 (Cukup Paham - Diskusi
Kolaboratif):
o Konten: Teks informasi yang lebih detail dan
matriks perbandingan kosong.
o Proses: Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk
mengisi matriks perbandingan implementasi nilai-nilai Pancasila antara
kehidupan konvensional dan era media sosial. Guru sesekali memfasilitasi jika
ada kesulitan. Fokus pada perbandingan dan pencarian perbedaan/persamaan.
• Aktivitas Kelompok 3 (Paham - Riset
Mandiri/Analisis):
o Konten: Artikel/sumber belajar tambahan mengenai
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan di era media sosial.
o Proses: Siswa secara mandiri atau dalam
diskusi kecil menganalisis hambatan, tantangan mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila di era media sosial, Mereka mulai merancang produk akhir mereka
(infografis/esai). Fokus pada analisis "mengapa" dan
"bagaimana".
c) Penutup
(15 Menit)
• Gallery
Walk: Perwakilan dari setiap kelompok membagikan hasil pembelajaran mereka.
Kelompok 1 menunjukkan peta konsepnya, Kelompok 2 menjelaskan tabel
perbandingannya, dan Kelompok 3 memaparkan temuan analisisnya. Ini memungkinkan
semua siswa melihat gambaran utuh dari yang sederhana hingga kompleks.
• Penguatan:
Guru memberikan penguatan dan menyimpulkan poin-poin pembelajaran utama,
menekankan nilai cinta tanah air, semangat nasionalisme dan berkebangsaan dalam
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan di era media sosial.
• Guru memberikan instruksi untuk penyelesaian
tugas asesmen akhir di rumah.
• Refleksi
singkat: Siswa diminta menulis satu hal baru yang mereka pelajari hari ini di
sticky note.
4)
Kesimpulan
Pembelajaran
sosial emosional, memberikan pemahaman kepada siswa tentang diri sendiri dan
orang di sekitar mereka, jika dikaitkan dengan capaian dan tujuan pembelajaran
dari materi di atas, mereka akan lebih memiliki perasaan sensitive terhadap
sifat karakter diri sendiri dan lingkungan sekitar dalam kehidupan bergotong
royong atau individualisme saat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam
era media sosial ini.
Selain itu
pembelajaran sosial emosional juga dapat membantu siswa dalam memperoleh
keterampilan dan pengetahuan yang akan membantu mereka dalam memahami emosi
yang dirasakan, mengembangkan identitas mereka, dan menetapkan tujuan.
Ketika mereka
dihadapkan oleh asesmen yang menuntut mereka untuk berkreasi, mandiri dan
bertanggung jawa, pembelajaran sosial emosional dapat mengurangi stress dan
tekanan yang dialami dalam proses belajar. Dan pada akhirnya peserta didik mampu mencapai kebahagiaan dan keberhasilan
dalam hidup dengan keseimbangan antara kompetensi akademik dan sosial
emosional.
D. Refleksi
1) Refleksi
Diri
Pelaksanaan
pembelajaran kali ini memberikan saya kepuasan profesional yang tinggi, tidak
hanya prestasi akademik melalui keaktifan mereka dalam memberikan solusi dari
permasalahan kasus yang disajikan melalui materi implementasi nilai-nilai
Pancasila dalam era media sosial saja, namun dapat meningkatkan kesadaran diri,
kepercayaan diri sehingga mereka tidak tergantung pada orang lain, dalam
memutuskan suatu permasalahan di dalam kelompoknya saat diminta dan sukarela
memberi pendapat. Disamping itu, menumbuhkan rasa empati kepada peserta didik
lain sebagai keterampilan sosial inti, karena akan mendorong peserta didik
untuk mempertimbangkan perspektif dan perasaan teman sebaya, guru, dan orang
tua mereka. Mempraktikkan empati adalah pintu gerbang untuk membangun
keterampilan penting lainnya seperti penyelesaian konflik, komunikasi yang
sehat, dan kebaikan terhadap orang lain.
2) Umpan
Balik dari Teman Sejawat
(Observasi
dilakukan oleh tiga rekan guru)
a) Rekan
Garmita Febriani :
b) Rekan Ari
Rahayu :
c) Rekan
Peserta Didik;
d) Rekan
Waryanto ;
3)
Dokumentasi
Untuk
melengkapi jurnal ini, dilampirkan:
• Foto-foto kegiatan siswa saat bekerja dalam
kelompok.
• Contoh hasil kerja siswa (peta konsep, tabel
perbandingan, dan draf infografis).
• Lembar Asesmen Diagnostik dan LKPD yang
digunakan.
Foto-foto
kegiatan siswa
LKPD (Lembar Kerja
Peserta Didik)
Mata Pelajaran :
Pendidikan Pancasila
Kelas/Fase :
X / Fase E
Sekolah :
SMA Dwiwarna (Boarding School)
Tema :
Tantangan Pancasila di Dunia yang saling
terhubung
Sub Tema
:
Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam kehidupan
di Era Media Sosial
1) Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik
diharapkan dapat mengidentifikasi peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan peserta didik di dunia yang saling terhubung, di mana
karena masifnya teknologi informasi, seseorang dapat berinteraksi dengan orang
lain di wilayah, daerah dan bahkan negara yang berbeda
2) Alat dan bahan :
ü Lap top
ü Smart board
ü Kertas Buram
ü Spidol / pulpen
ü Aplikasi seperti canva/ mind mapping/ menti meter
3) Prosedur kerja :
Sebagai
produk akhir, siswa diberikan pilihan tugas berdasarkan kelompoknya:
Kalian
dan teman kelompok akan diberikan beberapa kasus yang mencerminkan tantangan
pengimplementasian Pancasila di era media sosial. Kasus tersebut dapat berupa
berita yang dipublikasikan melalui berbagai media cetak maupun digital. Kalian
diminta untuk menganalisis kasus tersebut dengan menjawab beberapa pertanyaan
berikut:
1.
Isi berita/masalah
2.
Tokoh dalam berita
3.
Alasan terjadi masalah
4.
Bentuk pelanggaran terhadap Pancasila
5.
Kaitan masalah dengan kemajuan teknologi (era digital)
• Kelompok 1:
Membuat
peta konsep (mind map) yang menghubungkan tantangan pengimplementasian
Pancasila di era media sosial
• Kelompok 2:
Membuat
tabel perbandingan implementasi Pancasila di era konvensional dan di era media
sosial
• Kelompok 3:
Membuat
infografis atau esai singkat (200 kata) yang menganalisis bagaimana tantangan
mengimplementasikan Pancasila di era media sosial.
4) Table data :
Kisi-Kisi
Wawancara bagaimana tantangan mengimplementasikan Pancasila di era media sosial
Variabel |
Indikator |
Deskriptor |
No.
Item Pertanyaan |
Implementasi
Nilai-Nilai Pancasila dalam kehidupan di
Era Media Sosial |
Perbandingan
implementasi zaman konvensional |
Bernalar kritis |
1, 2, 3, 4, 5 |
Implementasi
nilai-nilai Pancasila di era media sosial |
Tanggung jawab |
6, 7, 8, 9, 10 |
|
Tantangan dan hambatan
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan di era media sosial |
Responsive |
11, 12, 13, 14,
15 |
5)
Bahan diskusi :
Catatan yang sungguh apik dan sistematis untuk dapat kami implementasi kan dalam lingkup KBM kami. Mudah, fleksible dan suistanable. Harapannya, KBM akan lebih efektif dengan metode dari Ibu Neneng
ReplyDeleteLKPD nya sungguh selaras dengan materi yang disampaikan
ReplyDeleteSetelah di baca langkah2 pembelajarannya, saya melihat konsepnya hanya menekankan kepada pembelajaran sosial emosional, tpi juga penerapan pembelajaran berdifferwnsiasi. Lanjutkan teruslah berkarya bu Neneng... Bravo...
ReplyDeleteGreat integration between the learning material and soft skill in the teaching learning process. It will not only enhance students' academic ability but also students' soft skill.
ReplyDeleteKombinasi PSE dan diferensiasi yang luar biasa
ReplyDelete